Kerja cerdas dalam persaingan yang semakin ketat seperti saat ini, bekerja cerdas menjadi sebuah tuntutan bagi orang yang mau sukses. Tentu saja tanpa meninggalkan kerja keras, karena Anda akan tetap kalah bersaing jika hanya memilih salah satunya. Saya sudah membahasnya di artikel sebelumnya yaitu Bekerja Keras Atau Bekerja Cerdas?
Ada 3 jurus yang bisa Anda pelajari dan kuasai sehingga Anda bisa bekerja dengan cerdas. Tentu saja, diperlukan penjelasan panjang lebar untuk membahas ketiga jurus ini. Artikel ini sebagai panduan untuk langkah selanjutnya.
Bekerja Cerdas Dengan Kekuatan Manajement (Management Power)
Jika Anda melakukan sesuatu pekerjaan, yang sebenarnya tidak memberikan nilai atau memiliki nilai rendah, maka itu adalah perbuatan yang bodoh. Jelas bukan bekerja cerdas. Untuk itulah Anda perlu benar-benar mengetahui apa saja yang sebenarnya harus atau perlu Anda lakukan dan apa saja yang sebenarnya tidak perlu Anda lakukan. Kemampuan Anda memilah pekerjaan bernilai atau tidak menunjukan kecerdasan Anda dalam bekerja.
Setelah Anda mengetahui apa yang harus Anda lakukan, kemudian Anda melakukan dengan cara terbaik. Melakukan dengan cara yang salah tentu saja perbuatan yang tidak cerdas. Melakukan dengan cara biasa, Anda masih belum bekerja cerdas. Anda harus melakukannya dengan cara yang terbaik. Inilah kerja cerdas.
Bagaimana cara memilah pekerjaan dan melakukannya dengan cara terbaik? Saya sudah membahasnya panjang lebar, yang memperhatikan aspek mental dan aspek teknis secara rinci dalam modul-modul Revolusi Waktu.
Bekerja Cerdas Dengan Kekuatan Kreativitas (Creativity Power)
Orang yang bekerja cerdas adalah mereka yang menggunakan kekuatan kreativitas dalam bekerja. Dengan kekuatan kreativitas mereka akan mampu menemukan ide-ide brilian baik ide-ide cara bekerja maupun ide-ide tentang tujuan.
Orang yang mampu bekerja dengan cepat dan hasil yang berkualitas karena mereka menemukan ide-ide tentang cara bekerja terbaik. Orang yang cerdas menyelesaikan setiap masalah karena mereka mampu menghasilkan ide-ide solusi. Orang yang dengan cerdas mendapatkan penemuan yang spektakuler, karena mereka mampu menghasil ide-ide inovatif. Bahkan, mereka yang mampu mencapai pencapai yang sulit, karena mereka mampu menghasilkan ide-ide cara meraih pencapaian tersebut.
Kecerdasan Anda dalam bekerja akan berbanding lurus dengan kreativitas Anda. Kabar baiknya, kreativitas bisa dipelajari oleh semua orang termasuk Anda. Saya punya produknya? Tentu saja, Anda bisa mendapatkannya disini.
Bekerja Cerdas Dengan Kekuatan Daya Ungkit (Leverage Power)
Mungkin Anda pernah melihat ada orang yang “biasa-biasa saja” tetapi mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Ya, sebab dia bekerja cerdas dengan menggunakan jurus daya ungkit. Jika Anda memahami dan mampu menggunakan kekuatan daya ungkit, maka Anda akan mampu memanfaatkan apa pun yang Anda miliki saat ini menjadi sesuatu yang luar biasa.
Dengan daya ungkit Anda akan mampu mencapai tujuan besar dengan modal seadanya. Dengan daya ungkit Anda bisa bekerja lebih sedikit tetapi hasil yang sebesar mungkin. Atau, Anda tetap bekerja keras, tetapi dengan hasil yang berkali lipat dibandingkan sebelumnya.
Jadi, tiga jurus bekerja cerdas itu adalah kekuatan manajemen, kekuatan kreativitas, dan kekuatan daya ungkit. Silahkan miliki ketiga kekuatan itu dan Anda akan bekerja cerdas. (Disalin dari Motivasi Islami 08 Maret 2011)
17 Maret 2011
Tiga Jurus Bekerja Cerdas
Diposting oleh Slamet Waluyo, S.Si, M.Si di 12.29 0 komentar
03 Maret 2011
WHERE HAVE ALL THE FATHERS GONE ?
Bill Cosby memang berharga. Ketika beberapa tahun silam, anaknya Bill
Cosby Jr diterjang peluru, hampir sebagian warga dunia berguncang. Seorang
ayah 'ideal' kehilangan anaknya. Puluhan pertanyaan berhamburan dibalik
kejadian itu. Orang-orang tidak membayangkan Bill Cosby Jr punya masalah
dengan bandit-bandit pengedar obat terlarang. Bukankah Bill Cosby seorang
ayah ideal, humoris, sabar, pengertian, enak dan perlu.
Tidaklah berlebihan, kalau Alvin F. Poussaint M.D, seorang Asisten
Profesor dari Harvard MedicalSchool, membutuhkan 10 halaman untuk
menjelaskan kehebatan sang tokoh. Namun ada satu pertanyaan inti yang
tidak mampu dijawab secara transparan oleh Bill.yaitu, "Where has Bill
gone?".
Kemanakah Bill pergi selama ini. Apakah yang ia lakukan sepanjang hari
dengan anaknya. Kenapa, Bill tidak mengetahui sedikitpun tentang sepak
terjang anaknya?
Malam, ketika tulisan ini sedang dirampungkan, telpon rumah saya
berdering. Interlokal dari kampung saya disebuah dusun pedalaman Sumatra.
Suara gagap dan ragu-ragu kakak perempuan saya mengabarkan, dua orang
keponakan kami masuk penjara. Satu orang tertangkap sebagai pengedar
Narkoba dan satu lagi sebagai pemakai Narkoba kronis. Sama seperti Bill
Cosby, tiba-tiba puluhan pertanyaan menyergap dan mengepung ruang dalam
otak kanan saya. Semua pertanyaan itu berputar-putar dan akhirnya berpilin
pada sebuah pertanyaan...
"Where has their father gone ?"
Kemanakah ayah mereka pergi selama ini ?
Sehari sebelum saya terima kabar dari kampung, dalam sebuah dialog antara
pemerhati pecandu Narkoba, seorang ibu bercerita. Katanya, tak ada
kesakitan yang lebih mencekam ketimbang cengkraman Narkoba pada anaknya.
Dengan menahan tangis dan sedikit dendam, ia mengatakan anaknya adalah
korban dari hilangnya lelaki dewasa (ayah) dalam putaran kehidupan rumah
tangganya.
"Where has the father gone ?"
Dimana sih ayah-ayah mereka?
Anak-anak yang ditakdirkan menjadi pelaku sejarah diatas hanyalah sebagian
kecil di antara berjuta anak yang sebenarnya tidak membutuhkan konseling
psikologi.
Apa yang mereka butuhkan namun seringkali tidak mereka miliki- adalah ayah
yang peduli padanya dan punya waktu untuk bersama. Anak-anak itu tidak
butuh tenaga psikiater tapi dia butuh seseorang yang bisa dipercaya. Lalu
dimanakah ayah-ayah mereka? Ada dua jawaban.
Pertama, ayah yang ada tapi suka membolos. Tipe ini kita temukan
dimana-mana. Di lapangan golf, tenis, bulu tangkis, kantor dan tempat
lainnya.
Ada ayah yang dinas luar (tugas kantor atau dakwah) ke daerah-daerah
hampir setiap bulan.
Ada ayah yang bekerja, berangkat sesudah subuh dan pulang larut malam.
Ada juga ayah yang nongkrong, tidur-tiduran ditempat tertentu hanya untuk
melegitimasi bahwa ia sibuk sepanjang hari. Sehingga seolah-olah hanya ada
waktu sisa buat anak-anaknya.
Kesimpulannya, ayah-ayah ini ada di mana-mana, tapi mereka sering membolos
dari waktu bersama anaknya. Mereka (ayah-ayah ini) sulit ditemukan di
rapat-rapat POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru), karena ada
peninggalan purba yang menyatakan bahwa urusan sekolah adalah hak mutlak
sang ibu semata .
Kita jarang menemukan ayah di tempat praktek dokter menggendong anaknya
yang sakit.
Kita juga tidak melihatnya di kantor kepolisian mengurus anaknya yang
melakukan tindakan kriminal.Ayah-ayah ini apabila ditanyakan pada
mereka:apakah yang penting dalam hidupmu ? Biasanya mereka
menjawab:keluarga dan
anak-anak. Naifnya, jawaban ini sering tidak tercermin dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya bagaimana mereka mengatur waktu dan tenaga mereka
sehari-hari antara pekerjaan dan anak. Simaklah dialog berikut ini:
Sang Anak : "Ayah, Yah main bola yuk!"
Sang Ayah : "O, ya. Ayah baca koran dulu!"
"O, ya. Ayah nonton berita dulu !"
"O, ya. Ayah janji main bola hari Sabtu!"
"O, ya. Ayah ada acara nih"
"O, ya. Ayah lagi cape ? "
"O, ya. Ayah lagi banyak kerjaan"
"O, ya. Ayah mau tapi ? "
Mungkin ayah seperti inilah yang dimaksudkan oleh hasil need assesment
dari Lembaga Demografi salah satu universitas negeri di Jakarta. Jajak
pendapat itu menerangkan empat ciri menonjol ayah tipe Pertama ini. Cepat
marah, jarang ada waktu ngobrol dengan anak, ditakuti anak dan selalu
menakar seluruh pekerjaan dengan uang.
Kedua, ayah yang ada (fisik) dan rajin tapi tidak tahu harus berbuat
apa.Kita menemukan ayah-ayah ini sering berada di rumah. Mereka
mengerjakan banyak hal, tapi tidak terlalu mengerti apa yang
dikerjakannya. Sebuah gelombang rutinitas menjebak dan membawanya
berputar-putar ke dalam pekerjaan yang memiliki kualitas rendah.
Anak-anak menjumpai tokoh ini sepanjang waktu di rumah, namun sayangnya
lambat laun sang tokoh menjadi tidak berarti dalam kehidupan mereka. Tidak
ada lagi kejutan-kejutan psikologis yang biasa ditunggu-tunggu anak dari
seorang ayah yang normal. Ritme komunikasi berjalan tanpa greget dan
hambar.
Sebagian besar korban Narkoba dan pelecehan seksual di kalangan remaja
memiliki ayah tipe kedua ini.
Bukan Superman tapi Superstar. Benar, ayah bukanlah superman, tapi ia
adalah superstar.
Ia bintang di tengah keluarga. Ia pembawa dan penentu model sekaligus agen
sosial. Lewat aksi panggungnya yang memikat, ia menggemuruhkan keceriaan
keluarga. Tapi, sebagai seorang bintang, ia tidak lahir dengan sendirinya.
Ia membutuhkan dukungan, karena bagi lelaki peran ayah bukanlah peran
instingtif.
Peran ini lebih membutuhkan bimbingan sosial dari pada wanita dengan
perannya sebagai ibu. Sebelum dukungan datang dari luar, maka sang ayah
harus mencari dukungan dari dirinya sendiri. Mereka haruslah secara
kontinyu merangsang dialog dengan hati nurani secara intens dan
apresiatif.
Dialog-dialog ini harus mampu meyakinkan bahwa ia tidaklah satu-satunya
ayah yang sedang belajar menjadi superstar. Bahwa anak-anak membutuhkan
cinta, dukungan, dorongan dan perlindungannya. Bahwa melalui anak-anak
para orang tua diajarkan makna hidup, cinta, kesucian, kesabaran dan
sebagainya. Bahwa anak-anak melihat dunia luar dengan perantara jendela
sang superstar.
Dukungan dalam diri tidak akan berarti tanpa tekun dan sabar berlatih.
Sampai suatu saat hilangnya kekakuan dalam berhadapan dengan anak-anak.
Muncullah ayah yang dengan ikhlas membantu anaknya mengerjakan PR,
memandikan anak, mencuci baju dan belanja. Ayah yang membacakan buku
cerita untuk anaknya, mengantar anak les komputer.
Ayah-ayah inilah yang akan membuat dunia ini berputar dan menjawab
pertanyaan : "Where have all the fathers gone?" dengan "Here I am. Now and
forever!"
(Dikutip dari milis sebelah)
Diposting oleh Slamet Waluyo, S.Si, M.Si di 12.43 0 komentar
Hati Seorang Ayah
(diambill dari blog tetangga sebelah, semoga ada manfaatnya, barakallah fiikum...terima kasih)
Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban
Ayahnya. Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti."
Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"
Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."
Hanya itu jawaban Sang Bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluargaserta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "
"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "
"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, di dalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki- laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "
"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya. " AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...
With Love
". Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang terbaiK untuknya....
Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah yang terbaik Buat keluarga kita........
Label: Hati Seorang Ayah
Diposting oleh Slamet Waluyo, S.Si, M.Si di 11.46 0 komentar
27 Januari 2010
Berpikir Benar, Berpikir Positif
Pikiran Positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter, ini juga berarti bahwa kita bisa berbah menjadi pribadi yang lebih matang, lebih berani menghadapi tantangan dan melakukan hal-hal yang hebat. Pikiran positif tidak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan atau kelemahan kita, namun pikiran positif justru akan membuat kita mencari kekuatan kita hari demi hari.
Pascal mengatakan "Pikiran positif datang dari kepercayaan, pikiran negatif datang dari ke-ragu raguan; rasa takut yang benar adalah rasa takut yang di gabungkan dengan harapan, sementara rasa takut yang salah digabungkan dengan keputusasaan, karena kita takut kepada Tuhan; bebrapa orang takut ke hilangan Nya, sementara yang lain takut mencari Nya".
Jadi kita tak perlu ragu-ragu akan kemampuan kita, kita harus percaya pada kemampuan kita. Harga diri yang kita miliki seharusnya membuat kita kuat dan terus bersikap positif. Kita juga seharusnya tak pantas untuk menjadikan "membuat alasan" sebagai kebiasaan kita. Sikap seperti ini tak akan membuat kita menjadi pemenang dalam kehidupan ini, Sikap seperti inilah yang akan membunuh ambisi, melemahkan kemauan dan membahayakan diri kita sendiri.
Berpikir Positif sangatlah penting diterapkan dalam hidup, karena pikiran tersebut dapat mempengaruhi anda untuk melakukan hal-hal yang tepat. Ada banyak orang yang salah mengambil profesi atau bisnis karena mereka tidak berpikir dengan matang dan positif, Mereka tidak bisa membuat pilihan yang tepat bagi hidup mereka.
Kalimat Inspiratif :
"Mereka bisa menaklukkan apapun yang mereka percaya bisa taklukkan" -John Dryden.
"Pengetahuan menjadi pengetahuan sejati bila diperoleh dengan usaha pemikiran, bukan ingatan" -- Leo Tolstoy.
"mereka yang tak tahu bagaimana melawan kekhawatiran akan mati muda" -- Alexis Carrel
"Orang yang bijaksana berbicara karena ada sesuatu yang harus ia katakan, orang tolol berbicara karena ia harus mengatakan sesuatu" -- Platu
"harapan melihat yang tak terlihat mata, merasakan yang tak bisa diraba, dan meraih hal yang tidak mungkin" -- Charles Caleb Calton.
Fokus pada kelebihan
Orang yang berpikir positif akan mempunyai alasan untuk merasa bangga pada diri mereka sendiri, dan mereka akan bisa menjalani hidup dengan lebih semangat. Tak ada kekurangan, keterbatasan, kebimbangan, atau rasa takut; karena mereka menjadikan kekuatan. Mereka telah terbiasa untuk bersikap selektif dan berpikir, yaitu menerima pikiran positif dan membuang pikiran negatif.
Berpikiran positif juga dapat membangun karakter, Sebaliknya pikiran yang negatif akan membawa kehancuran; yang tidak menghasilkan apapun kecuali rasa takut, keputusasaan, dan kegagalan yang sangat menyakitkan. Jika anda berpikir positif, maka anda adalah orang optimis yang tidak akan fokus pada keburukan diri sendiri atau pun orang lain.
Bagaimana seseorang bisa menghilangkan pikiran negatif dalam hidupnya ? melakukan afirmasi seperti "Saya tidak takut", "Saya bukan orang lemah", atau "Saya bukan orang gagal"' saja tidak cukup. Mengapa ? karena fokus pada hal positif akan lebih konstruktif. maka, anda perlu menghindari penggunaan kata-kata negatif seperti "takut", "Lemah", dan "gagal". Katakan saja "Saya percaya diri", "Saya kuat"' "Saya Sukses" dan seterusnya. Lakukan afirmasi seperti ini dengan penuh semangat dan keyakinan.
Namun anda harus ingat, bahwa afirmasi harus diikuti dengan perbuatan nyata. Seseorang bisa saja terus duduk di belakang meja dan terus menekankan bahwa dia adalah orang sukses, tapi jika dia tidak melakukan apa-apa, pada akhirnya sukses tak akan dapat di raih. Ketika anda berkata "saya berani" maka anda mempercayai apa yang anda afirmasikan itu tidaklah cukup, melainkan anda juga harus mempraktikkannya.
Cara lain adalah dengan memfokuskan diri pada potensi anda. Mulailah dengan membuat penilaian yang jujur tentang kemampun diri nda sendiri. namun anda harus fokus pada hal-hal yang bisa anda lakukan. Jangan fokus pada hal-hal negatif. yaitu kelemahan anda. Sekali lagi fokuslah pada apa yang bisa anda lakukan, fokuslah pada potensi anda.
Hal ini bukan berarti agar anda mengabaikan kelemahan anda, sebagai contoh; misalnya anda ingin sekali menjadi pemain basket, sementara postur anda sendiri terlalu pendek, Jika anda fokus pada kelemahan anda, yaitu terlalu pendek, maka anda tidak akan mencoba bermain basket. Tapi jika anda fokus pada kemampuan anda, maka anda akan berusaha, misalnya saja anda bisa fokus pada kemampuan anda yang bisa berlari dengan cepat, atau stamina anda bagus.
Jadi, bisakah anda melihat perbedaan? Jika anda hanya memikirkan kelemahan, berarti anda membiarkan kelemahan tersebut menentukan hasil yang anda dapatkan. Sebaliknya, jika anda memikirkan kekuatan atau kelebihan, maka diri anda sendiri lah yang menentukan hasil yang akan anda dapatkan.
Akhir kata, teruslah berpikir positif, karena "keberanian sejati timbul dari kesabaran yang terus menerus". Marilah kita mengarahkan pikiran kita pada hal-hal besar dan inspiratif, mari kita mencari inspirasi, sehingga pikiran besar dari orang lain bisa menjadi milik kita, sehingga kita bisa hidup dengan potensi kita yang sebesar-besarnya.
MAKSIMALKAN POTENSI ANDA !!!
BERTINDAKLAH SEKARANG JUGA !
disarikan dari Berpikir benar, Berpikir Positif, oleh Elsa Sakina
Diposting oleh Slamet Waluyo, S.Si, M.Si di 09.42 0 komentar